Dalam rangka mewujudkan profil pelajar Pancasila pada satuan pendidikan maka diperlukan ekosistem satuan pendidikan yang ideal. Ekosistem satuan pendidikan perlu memperhatikan budaya satuan pendidikan berkaitan dengan iklim satuan pendidikan, kebijakan, pola interaksi dan komunikasi, serta norma yang berlaku di satuan pendidikan.
Budaya satuan pendidikan inilah yang kemudian harus menjadi pendukung dalam pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Untuk itu semua komponen satuan pendidikan mesti mengambil perannya masing-masing guna mengoptimalkan proses belajar.
Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila akan tercapai dengan adanya budaya satuan pendidikan, seperti Berpikiran Kritis, Senang Mempelajari Hal baru, dan Kolaboratif.
Sementara peran peserta didik, pendidik, dan lingkungan satuan pendidikan dalam pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dalam mengoptimalkan proses pembelajaran perlu diperhatikan.
Peserta didik berperan sebagai subjek pembelajaran yang diharapkan mampu terlibat aktif mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Adapun peran pendidik adalah sebagai fasilitator pembelajaran yang diharapkan dapat membantu peserta didik menemukan karakter diri dan mengoptimalkan proses belajarnya.
Selain peserta didik dan pendidik, satuan pendidikan juga harus mengambil peran sebagai pendukung terselenggaranya kegiatan yang diharapkan menjadi sponsor penyedia fasilitas dan lingkungan belajar yang kondusif.
Adapun pemangku kepentingan seperti kepala Satuan Pendidikan, Pendidik, Peserta Didik, Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten/Kota, Pengawas, Komitmen Satuan Pendidikan, dan Masyarakat (orang tua, mitra) memiliki peran penting dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis projek.
Keberhasilan sebuah projek sangat bergantung pada penguatan kapasitas dan intensitas keterlibatan dan tim projek baik pendidikan maupun tenaga kependidikan dalam proses pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Untuk itu, satuan pendidikan perlu memberikan pelatihan dan pengembangan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan terhadap tim projek guna meningkatkan pemahaman terhadap pembelajaran berbasis projek. Pelatihan dan pengembangan dapat dilakukan secara mandiri oleh satuan pendidikan bekerja sama dengan mitra yang ada atau dengan menggunakan narasumber yang berkompeten.
Pelatihan dan pengembangan kapasitas tim projek yang dapat diberikan yaitu pelatihan dasar dan lanjutan. Pelatihan dasar berkaitan dengan pengertian pembelejaran berbasis projek, strategi asesmen dan penilaian, strategi refleksi, strategi, bertanya, dan strategi pendampingan.
Sedangkan pelatihan lanjutan berupa manajemen kelas dan satuan pendidikan dalam pembelajaran berbasis projek, Team Teaching atau mengajar kolaboratif, proses desain projek, proses pelibatan masyarakat atau lingkungan satuan pendidikan, budaya belajar positif, perayaan belajar, dan diferensiasi belajar.
Comments
Post a Comment
Cara bicara menunjukkan kepribadian, berkomentarlah dengan baik dan sopan…