Peran penting seorang guru adalah memastikan proses pembelajaran berlangsung efektif. Salah satu faktor penunjang efektivitas proses pembelajaran yaitu pengelolaan kelas yang baik. Pengelolaan kelas yang baik dapat dilakukan dengan mengintegrasikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam lingkungan belajar.
Dalam Modul 8 tentang Pengelolaan Kelas yang Mengintegrasikan TIK dalam Lingkungan Belajar menjelaskan bahwa level kompetensi guru dalam penguasaan TIK guru menurut UNESCO terdiri dari tiga tingkatan, yaitu level pertama technology literacy, level kedua knowledge deepening, dan level ketiga adalah knowledge creation.
Pengelolaan kelas yang baik merupakan keterampilan profesional yang harus dimiliki oleh guru. Keterampilan tersebut termasuk ke dalam komponen Administrasi dan Organisasi. Pengelolaan kelas yang baik sangat penting dilakukan guna merangsang dan memfasilitasi peserta didik dalam melakukan kolaborasi kelompok.
Pengelolaan kelas harus mewujudkan lingkungan belajar yang berpusat pada peserta didik sebagai upaya fasilitasi penguasaan keterampilan abad 21. Hal tersebut merupakan salah satu ciri dari pendekatan konstruktivisme. Dalam merancang, menerapkan, dan mengelola aktivitas pembelajaran dibutuhkan pemahaman terhadap elemen penting seperti karakteristik peserta didik, lingkungan belajar, serta kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran.
Seorang guru berperan dalam mengelola kelas yang mengarah pada pengkondisian elemen/komponen pengelolaan kelas, seperti lingkungan belajar guna mendukung terwujudnya aktivitas pembelajaran yang memungkinkan peserta didik membangun pengetahuan dan keterampilannya. Hal tersebut merupakan serangkaian proses yang dapat merangsang kemampuan berpikir kritis, komunikasi, kreativitas, dan kolaborasi.
Lingkungan belajar merujuk pada keragaman lokasi (fisik), dan konteks (sosial, psikologis, dan pedagogis), serta budaya tempat peserta didik belajar. Menurut Mariyana (2010) lingkungan belajar merupakan sarana bagi siswa agar dapat mencurahkan dirinya untuk beraktivitas, berkreasi, hingga mendapatkan sejumlah perilaku baru dari kegiatannya itu. Artinya, lingkungan belajar dapat dijadikan sebagai “laboratorium” atau tempat bagi siswa untuk bereksplorasi, bereksperimen dan mengekspresikan diri untuk mendapatkan konsep dan informasi baru sebagai wujud dari hasil belajar.
Latar pembelajaran yang bervariasi (di luar sekolah, lingkungan luar kelas, dan alternatif lain) ditujukan untuk membangun budaya belajar yang lebih interaktif, atraktif dan penuh semangat, serta memfasilitasi pembelajaran secara efektif. Karena, siswa merupakan subyek pembelajaran yang memiliki karakteristik tertentu, maka belajar sejatinya dilaksanakan dengan cara dan konteks yang berbeda-beda.
Pada prinsipnya, lingkungan belajar disiapkan untuk mengoptimalkan dan memberi pengaruh positif pada proses pembelajaran, kemampuan/ pencapaian, serta sikap siswa. Harus diyakini, bahwa lingkungan belajar secara langsung maupun tidak langsung memberi pengaruh pada bagaimana siswa belajar.
Lingkungan belajar mampu merangsang siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran dan dapat memengaruhi perilaku siswa serta membantu dalam pengembangan keterampilan atau persepsi kognitif mereka. Dua komponen utama dari lingkungan belajar adalah komponen fisik dan komponen psikososial (Fraser, 1994; Kilgour, 2006).
Komponen fisik berupa ruang kelas, bahan ajar dan fasilitas belajar, baik di dalam maupun di luar kelas. Sementara komponen psikososial berupa interaksi yang terjadi antar siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan lingkungannya. Kedua komponen utama lingkungan belajar tersebut saling melengkapi dalam menciptakan dan membentuk lingkungan belajar yang kondusif serta mempengaruhi proses pembelajaran yang terjadi di dalamnya, baik secara positif maupun negatif. Setiap guru pasti pernah merasakan adanya pengaruh komponen fisik dan psikososial lingkungan belajar terhadap proses pembelajaran.
Sebagaimana yang diketahui bersama bahwa lingkungan belajar tidak hanya berhubungan dengan lingkungan fisik, seperti ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, atau digunakannya teknologi atau tidak. Namun, komponen lain yang mempengaruhi lingkungan belajar, seperti karakteristik siswa, tujuan pembelajaran, aktivitas pendukung pembelajaran, strategi penilaian, dan budaya.
Sumber: Modul 8 PembaTIK tentang Pengelolaan Kelas yang Mengintegrasikan TIK dalam Lingkungan Belajar yang disusun oleh Pusdatin Kemendikbud Tahun 2020.
Sumber: Modul 8 PembaTIK tentang Pengelolaan Kelas yang Mengintegrasikan TIK dalam Lingkungan Belajar yang disusun oleh Pusdatin Kemendikbud Tahun 2020.
Comments
Post a Comment
Cara bicara menunjukkan kepribadian, berkomentarlah dengan baik dan sopan…