Perkembangan teknologi era revolusi industri 4.0 (era digital) sangat mempengaruhi dunia pendidikan. Pendidikan saat ini harus dapat menghadirkan pembelajaran menarik dan inovatif. Untuk menghadirkan pembelajaran sesuai tuntutan zaman atau yang sering disebut pembelajaran abad 21, seorang guru harus menguasai dan memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran secara optimal.
- Membangun knowledge-based society habits seperti kemampuan memecahkan masalah (problem solving), kemampuan berkomunikasi, kemampuan mencari, mengolah/ mengelola informasi, mengubahnya menjadi pengetahuan baru dan mengkomunikasikannya kepada orang lain.
- Mengembangkan keterampilan menggunakan TIK (ICT literacy); dan
- Meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran
Baca juga: TujuhPengetahuan yang Harus Dimiliki Guru dalam Pemanfaatan TIK untuk Pembelajaran.
Dalam merencanakan pembelajaran dengan pemanfaatan TIK, setidaknya guru diharapkan menggunakan dua pendekatan menurut Fryer, 2002 yaitu:
1. Pendekatan Topik (Theme-Centered Approach)
Pendekatan topik merupakan suatu upaya menjadikan topik atau satuan pembelajaran sebagai acuan. Langkah sederhana yang dapat dilakukan adalah: 1) menentukan topik; 2) menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai; dan 3) menentukan aktivitas pembelajaran dan software (seperti modul, LKS, program audio, video, bahan belajar on-line di internet, dll) yang relevan untuk mencapai tujuan pembelajaran (Chaeruman, 2005).
2. Pendekatan Software (Software-centered Approach)
Pada pendekatan ini langkah pertama dimulai dengan mengidentifikasi software (seperti buku, modul, LKS, program audio, video, bahan belajar on-line di internet, dll) yang ada atau dimiliki terlebih dahulu. Kemudian menyesuaikan dengan topik dan tujuan pembelajaran yang relevan dengan software yang ada tersebut.
Pada pendekatan ini langkah pertama dimulai dengan mengidentifikasi software (seperti buku, modul, LKS, program audio, video, bahan belajar on-line di internet, dll) yang ada atau dimiliki terlebih dahulu. Kemudian menyesuaikan dengan topik dan tujuan pembelajaran yang relevan dengan software yang ada tersebut.
Pembelajaran dengan berbagai modalitas belajar (multisensory), baik audio, visual, maupun kinestetik dapat disampaikan kepada siswa dengan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) (dePorter et al, 2000). Dengan pemanfaatan TIK yang benar, memungkinkan siswa untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi, serta secara tidak langsung meningkatkan ICT literacy (Fryer, 2001).
Dari sisi strategi pembelajaran, ada beberapa pendekatan yang disarankan untuk membangun keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa, diantaranya adalah: 1) resourcesbased learning; 2) case-based learning dan problem-based learning; 4) simulation-based learning; dan 5) collaborative-based learning.
1. Resources-based learning memiliki karakteristik dimana siswa diberikan/ disediakan berbagai ragam dan jenis bahan belajar baik cetak (buku, modul, LKS, dll) maupun non cetak (program video, audio, bahan belajar online) atau sumber belajar lain (orang, alat, dll) yang relevan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Kemudian siswa diberikan tugas untuk melakukan aktivitas belajar tertentu dimana semua sumber belajar yang mereka butuhkan telah disediakan.
1. Resources-based learning memiliki karakteristik dimana siswa diberikan/ disediakan berbagai ragam dan jenis bahan belajar baik cetak (buku, modul, LKS, dll) maupun non cetak (program video, audio, bahan belajar online) atau sumber belajar lain (orang, alat, dll) yang relevan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Kemudian siswa diberikan tugas untuk melakukan aktivitas belajar tertentu dimana semua sumber belajar yang mereka butuhkan telah disediakan.
2. Case-based learning dan problem based learning memiliki karakteristik dimana siswa diberikan suatu permasalahan terstruktur untuk dipecahkan. Dengan case based learning solusi pemecahan masalahnya sudah tertentu karena skenario sudah dibuat dengan jelas. Tapi, dalam problem based learning kemungkinan solusi pemecahan masalahnya akan berbeda.
3. Simulation-based learning memiliki karakteristik dimana siswa diminta untuk mengalami suatu peristiwa yang sedang dipelajarinya.
4. Collaborative-based learning memiliki karakteristik dimana siswa dibagi kedalam beberapa kelompok, melakukan tugas yang berbeda untuk menghasilkan satu tujuan yang sama.
Pada dasarnya pemanfaatan TIK bukan semata-mata kemampuan dalam penguasaan teknologi, namun keterkaitan dari penguasaan pedagogi, konten materi pembelajaran, dan teknologi menjadi aspek yang sangat penting. Ketiga pengetahuan tersebut saling berinteraksi dan beririsan membentuk Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK). Seorang guru perlu memanfaatkan TIK dengan cara yang kreatif dengan merancang bagaimana melakukan pembelajaran suatu materi pelajaran tertentu di kelas.
Disamping itu, Guru dapat menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menerapkan kemampuan TPACK. RPP yang sudah mengintegrasikan teknologi dalam kegiatan pembelajaran disebut RPP terintegrasi TIK. Dengan demikian guru sebaiknya juga memikirkan persiapan alat dan bahan yang diperlukan serta mempertimbangkan ketersediaan waktu belajar.
Sumber: Modul 07 PembaTIK tentang Pemanfaatan Media TV Edukasi, Radio Suara Edukasi, dan M-Edukasi dalam Pembelajaran oleh Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020.
Comments
Post a Comment
Cara bicara menunjukkan kepribadian, berkomentarlah dengan baik dan sopan…