Di bidang pendidikan, memanfaatkan potensi teknologi digital atau sering disebut revolusi industry 4.0 ini dapat berupa:
1. Komputasi awan; untuk kemudahan menambah akses bahan pembelajaran dan pengguna layanan digital (UNBK, e-rapor, DAPODIK, dll);
2. Kecerdasan buatan (AI); menjadi kunci layanan pembelajaran berbasis personalisasi (personalized learning);
3. Internet of things; untuk mendukung pembelajaran yang kolaboratif dan kreatif di kelas. IoT mendorong proses belajar yang lebih efektif dan interaktif;
4. Konektivitas 5G; menjadikan pembelajaran berbasis Augmented Reality dan Virtual Reality akan semakin mudah dilakukan di dalam dan di luar kelas;
5. Digitalisasi; akan mendorong tumbuhnya berbagai macam aplikasi dan konten pembelajaran berbasis digital, dan;
6. Big Data; mendukung integrasi layanan pendidikan bagi guru, siswa disekolah (DAPODIK).
Menghadapi era teknologi digital yang berkembang sangat pesat, literasi yang dimiliki SDM tidak hanya terkait teknologi seperti memahami cara kerja mesin dan aplikasi teknologi. Literasi lain yang sangat dibutuhkan untuk dikuasai adalah literasi data (kemampuan membaca, menganalisis, dan menggunakan data dan informasi).
Selain itu literasi manusia (seperti kemanusiaan, komunikasi, kepemimpinan, kerjasama dalam tim, dan soft skill lainnya) juga perlu dikuasai. Belajar akan terjadi sepanjang hayat, hal ini perlu disadari, dipahami dan terus digerakkan.
Adapun prinsip-prinsip belajar sepanjang hayat antara lain: seleksi pilihan, percaya diri, berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi. Akan tetapi belajar akan kurang berdampak atau tidak berkesan apabila tidak menghadapi tantangan. Tantangan yang akan dihadapi oleh peserta didik di masa depannya akan berbeda dengan yang kita hadapi saat ini. Contohnya adalah perubahan profesi, akan ada pekerjaan-pekerjaan yang sebelumnya tidak bisa kita bayangkan ada saat ini.
1. Komputasi awan; untuk kemudahan menambah akses bahan pembelajaran dan pengguna layanan digital (UNBK, e-rapor, DAPODIK, dll);
2. Kecerdasan buatan (AI); menjadi kunci layanan pembelajaran berbasis personalisasi (personalized learning);
3. Internet of things; untuk mendukung pembelajaran yang kolaboratif dan kreatif di kelas. IoT mendorong proses belajar yang lebih efektif dan interaktif;
4. Konektivitas 5G; menjadikan pembelajaran berbasis Augmented Reality dan Virtual Reality akan semakin mudah dilakukan di dalam dan di luar kelas;
5. Digitalisasi; akan mendorong tumbuhnya berbagai macam aplikasi dan konten pembelajaran berbasis digital, dan;
6. Big Data; mendukung integrasi layanan pendidikan bagi guru, siswa disekolah (DAPODIK).
Menghadapi era teknologi digital yang berkembang sangat pesat, literasi yang dimiliki SDM tidak hanya terkait teknologi seperti memahami cara kerja mesin dan aplikasi teknologi. Literasi lain yang sangat dibutuhkan untuk dikuasai adalah literasi data (kemampuan membaca, menganalisis, dan menggunakan data dan informasi).
Selain itu literasi manusia (seperti kemanusiaan, komunikasi, kepemimpinan, kerjasama dalam tim, dan soft skill lainnya) juga perlu dikuasai. Belajar akan terjadi sepanjang hayat, hal ini perlu disadari, dipahami dan terus digerakkan.
Adapun prinsip-prinsip belajar sepanjang hayat antara lain: seleksi pilihan, percaya diri, berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi. Akan tetapi belajar akan kurang berdampak atau tidak berkesan apabila tidak menghadapi tantangan. Tantangan yang akan dihadapi oleh peserta didik di masa depannya akan berbeda dengan yang kita hadapi saat ini. Contohnya adalah perubahan profesi, akan ada pekerjaan-pekerjaan yang sebelumnya tidak bisa kita bayangkan ada saat ini.
Sumber: Modul 9 Serial Pelatihan Pembatik tentang Media Pembelajaran Berteknologi Digital oleh Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Comments
Post a Comment
Cara bicara menunjukkan kepribadian, berkomentarlah dengan baik dan sopan…