Program
Bridging Course Vokasi adalah kursus intensif persiapan/pembekalan kompetensi
bahasa dan akademik pendukung untuk insan vokasi guna meningkatkan kemampuan
dalam memenuhi persyaratan untuk diterima pada perguruan tinggi di luar negeri.
Terkait
program tersebut, Dekan Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB), Arief
Daryanto, menyampaikan apresiasi dan mengungkapkan pentingnya program Bridging
Course Vokasi. Menurutnya, program Bridging Course Vokasi tidak hanya membuat
insan vokasi belajar Bahasa Inggris secara kontekstual, melainkan yang jauh lebih
penting adalah bagaimana dapat aktif dalam studi dan menyesuaikan diri dengan
budaya yang berbeda.
"Saya
juga alumnus program seperti BCV," ujar Arief pada acara webinar Sosialisasi
Beasiswa Program Bridging Course Vokasi di Jakarta, Kamis, (12/8).
Program
Bridging Course Vokasi dapat memberikan penguatan pada kemampuan bahasa Inggris
dan keterampilan akademik pendukung yang diselenggarakan secara terstruktur
serta pendampingan oleh profesional guna mendapatkan Letter of Accaptance (LoA)
pada perguruan tinggi impian. Dengan demikian, akan ada peningkatan ketersediaan
insan vokasi yang memenuhi kualifikasi jenjang S2/S3.
Program
ini diperuntukkan bagi dosen dan bukan dosen, guru dan tenaga kependidikan SMK,
instruktur lembaga kursus dan pelatihan (LKP), widyaiswara di lingkungan Ditjen
Vokasi, maupun masyarakat umum yang memiliki kontribusi langsung pada
pendidikan vokasi dan berencana melanjutkan studi S2/S3 ke luar negeri.
Tujuan
dari program Bridging Course Vokasi adalah membantu peserta program agar lebih
mudah menjalankan studinya di luar negeri. Nantinya, para peserta dibantu mempersiapkan
tes-tes yang biasanya dipakai di universitas negara tujuan studi.
Menurut
praktisi human resource dari tim Program Bridging Course Vokasi, Sandra Siahaan,
setelah mengikuti program ini peserta akan merasa lebih siap untuk menjalani
studi lanjut tepat waktu dan meraih prestasi yang baik.
Dukungan
berbagai pihak terhadap program ini sangat banyak. Para pakar di bidangnya juga
dilibatkan sebagai pemateri di program ini. Seperti halnya materi bahasa
Inggris, Ditjen Pendidikan Vokasi melibatkan ahli dari lembaga-lembaga bahasa
Inggris.
Peningkatan
kualitas sumber daya manusia Indonesia yang unggul melalui pendidikan yang
bermutu dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja yang terus berkembang dan
dinamis mutlak dibutuhkan. Hal ini selaras dengan gagasan Presiden Joko Widodo,
dalam mewujudkan pembangunan manusia serta penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi sebagai satu dari empat pilar untuk mewujudkan Visi Indonesia 2045
‘Berdaulat, Maju, Adil, dan Makmur’.
Untuk
meraih kesuksesan melalui program ini dibutuhkan keuletan dan kecepatan untuk
beradaptasi. Dua hal tersebut menjadi kunci bagi insan vokasi, terutama saat
menghadapi krisis seperti selama pandemi Covid-19.
Adanya
program ini dapat mengurangi kendala kurangnya kemampuan berbahasa Inggris bagi
insan vokasi untuk melanjutkan studi ke luar negeri. Untuk itu program ini
harus manfaatkan guna meningkatkan kapasitas diri.
Saat
ini kemampuan berkomunikasi bahasa asing sangat menentukan karier maupun studi
lanjutan bagi insan vokasi maupun insan lainnya. Sebagai contoh, studi lanjutan
di Amerika Serikat dan Prancis sangat bergantung pada kemampuan berkomunikasi.
Kunci
kesuksesan insan vokasi dalam menjalankan studi di luar negeri menurut CEO
Nectico, Nur Khairusy Syakirin yakni, pertama komunikasi yang baik. Kunci kedua
adalah kemampuan untuk membangun jejaring, karena dari hal tersebut insan
vokasi bisa mendapatkan kesempatan yang lebih luas dan tepat. Sementara kunci
ketiga adalah kemauan untuk belajar dan terus mengasah diri.
Comments
Post a Comment
Cara bicara menunjukkan kepribadian, berkomentarlah dengan baik dan sopan…