edukasinfo.com | Perlindungan
bagi anak merupakan tugas dan tanggung jawab semua pihak. Sebagai generasi
penerus bangsa, anak adalah aset berharga yang harus dibina dan dikembangkan
potensi yang dimiliki untuk kemajuan suatu bangsa. Dalam hal hak belajar, semua
anak harus mendapatkan lingkungan belajar yang aman dan menyenangkan. Interaksi
antara anak dengan orang tua dan lingkungan menjadi aspek penting dalam tumbuh
kembang anak.
Untuk
memenuhi kebutuhan pendidikan anak, dibutuhkan kemitraan Satuan Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) dengan orang tua. Pendidik dan orang tua adalah sumber belajar
dan mitra pengajar. Pendidik dan orang tua harus produktif meningkatkan
kemampuan pedagogi. Orang tua dapat memperkaya muatan ajar dengan sumber daya
di rumah. Komunikasi berupa dialog dengan anak diperlukan guna menimbulkan
kelekatan, rasa percaya, dan rasa aman, serta menyenangkan. Dialog akan membangun
kemampuan komunikasi, nalar, menyimak, dan mengajak anak dalam berpikir kritis.
Anak
juga harus diperkaya dengan keaksaraan berupa ragam media yang kaya teks dan
gambar untuk memperkaya pemahaman anak tentang dunia. Upaya yang dapat
dilakukan yakni dengan membacakan buku pada anak. Berdasarkan hasil penelitian
terdapat banyak manfaat membacakan buku untuk anak.
Menurut
Riset Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) 2020, yang
dipaparkan oleh Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan
Menengah, Jumeri, menemukan bahwa anak usia lima tahun yang dibacakan buku oleh
orangtuanya memiliki kemampuan empati dan prososial serta mampu mengatur emosi
lebih tinggi dibandingkan anak di kelompok usia yang sama tetapi tidak
dibacakan buku.
Dengan
demikian, peningkatan kesempatan belajar dengan berbagai aktivitas literasi
harus dilakukan. Selain menumbuhkan lingkungan keaksaraan dengan membacakan
buku bagi anak, pendampingan oleh para pakar dan orang tua dalam mengasah dan
menyusun kegiatan belajar mengajar berbasis buku bacaan anak, serta
meningkatkan akses anak kepada buku bacaan yang sesuai sangat dibutuhkan.
Pakar
literasi, Sofie Dewayani, menegaskan bahwa literasi bukanlah hanya baca, tulis,
dan hitung (calistung). Kegiatan mengajak anak usia dini seperti bercerita,
berbicara dalam bahasa daerah, bahasa nasional, maupun bahasa lainnya juga
merupakan bagian dari literasi. Anak juga harus dekat dan mudah dalam mengakses
buku yang sesuai.
Di
samping itu, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), psikolog,
pembawa acara anak, dan pemilik sekolah Homeschooling Kak Seto, Seto Mulyadi,
menekankan bahwa literasi bukanlah sekadar calistung. Menurutnya, literasi
adalah memaknai dan membaca situasi, bagaimana berkomunikasi, bergaul,
menghormati dan menghargai untuk membentuk karakter Pelajar Pancasila. Sebagai
contoh, bagaimana anak bekerja sama dengan kakak, adik, dan orang tua di rumah,
gotong royong, mandiri, dan kreatif.
Comments
Post a Comment
Cara bicara menunjukkan kepribadian, berkomentarlah dengan baik dan sopan…