Setiap individu terlahir dengan karakteristik yang berbeda. Masing-masing memiliki kelebihan, kekurangan, dan keunikan yang berbeda pula. Dalam dunia pendidikan, keunikan inilah yang harus dikelola dengan baik untuk melahirkan generasi cerdas yang berkualitas. Peran pendidikan untuk mewujudkan harapan tersebut sangat vital. Setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda maka perlakuan terhadap perbedaan tersebut juga harus sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Individu harus terfasilitasi atas kebutuhan masing-masing. Dalam konteks pembelajaran di sekolah, seorang guru harus mampu mengelola perbedaan yang ada pada setiap peserta didik. Guru tidak dapat menyeragamkan perlakukan dalam proses pembelajaran. Dibutuhkan kreatifitas tinggi untuk menghadapi keberagaman pada setiap anak.
Seperti yang kita ketahui bahwa setiap individu memiliki berbagai macam potensi kecerdasan. Setidaknya ada dua pembagian kecerdasan anak yakni potensi kecerdasan umum dan kecerdasan majemuk.
a) Potensi Kecerdasan Umum
Potensi kecerdasan umum sangat erat kaitannya dengan aspek intelektualitas anak atau kemampuan kognitif/ pengetahuan. Menurut Gunawan, 2006:218, Kecerdasan umum (general intelligence) atau kemampuan intelektual merupakan kemampuan mental umum yang mendasari kemampuannya untuk mengatasi kerumitan kognitif. Kemampuan umum dapat tercermin dalam kemampuan anak memecahkan setiap permasalahan, mampu berfikir abstrak, mampu mengikuti pembelajaran dengan baik, mengenal, memahami, menganalisis, mengevaluasi/menilai setiap persoalan yang dihadapi. Kecerdasan umum ini sering juga dikategorikan dalam intelektual tinggi atau IQ.
b) Kecerdasan Majemuk
Selain kecerdasan umum, anak juga memiliki potensi kecerdasan lainnya yakni kecerdasan majemuk. Kecerdasan ini tidak dapat dikesampingkan dari kecerdasan umum. Keduanya memiliki potensi yang sangat baik dalam perkembangan kepribadian dan perannya dalam masyarakat. Menurut Gardner (Syaodih, 2011:95) tingkat inteligensi atau IQ bukan satu- satunya kecerdasan yang dapat meramalkan kesuksesan, akan tetapi ada kecerdasan dalam spektrum yang lebih luas yaitu kecerdasan majemuk (multiple intelligentce).
Beberapa kecerdasan majemuk yang ada pada diri anak menurut Gardner dengan tingkat penguasaan yang berbeda yakni:
Kecerdasan bahasa (verbal-linguistic intelligence), kecakapan berpikir melalui kata-kata, menggunakan bahasa untuk menyatakan dan memaknai arti yang kompleks (penulis, ahli bahasa, sastrawan, jurnalis, orator, penyiar adalah orang-orang yang memiliki inteligensi linguistik yang tinggi.
Kecerdasan Matematika-Logis (logical-mathematical intelligence). Kecerdasan ini biasanya melahirkan para ahli operasi matematika dan koputerisasi seperti para ilmuwan, ahli matematis, akuntan, insinyur, pemrogram komputer.
Kecerdasan Spasial–Visual (visual-spatial intelligence). Kecerdasan spasial-visual pada diri anak berupa kecakapan berpikir dalam ruang tiga dimensi. Anak dengan kecerdasan ini biasanya akan menjadi pilot, nakhoda, astronot, pelukis, arsitek, dan lain-lain.
Kecerdasan Kinestetis atau gerakan fisik (kinesthetic intelligence). Kecerdasan ini merupakan kemampuan anak dalam bentuk gerak dan keterampilan. Artinya lebih pada kemampuan fisik seperti olahragawan, penari, pencipta tari, perajin profesional, dokter bedah, dan lain-lain.
Kecerdasan Musik (musical intelligence). Kecerdasan anak dalam menguasai musik merupakan kecakapan yang menghasilkan dan menghargai musik, sensitivitas terhadap melodi, ritme, nada, tangga nada seperti para komposer, musisi, kritikus musik, penyanyi, dan pengamat musik.
Kecerdasan Hubungan Sosial (interpersonal intelligence). Kemampuan dalam membangun hubungan baik antar sesama anggota masyarakat juga merupakan bentuk kecerdasan yang dimiliki oleh anak. Dengan kecerdasan ini seorang anak dapat memahami dan merespon situasi dan kondisi sosial sekitar dan dapat berinteraksi dengan orang lain secara efektif seperti halnya pada seorang guru, konselor, pekerja sosial, aktor, pimpinan masyarakat, dan politikus.
Kecerdasan Intrapersonal (intrapersonal intelligence). Kecerdasan interpersonal merupakan kecakapan dalam mengenal dan memahami diri sendiri seperti para agamawan, psikolog, psikiater, dan filsuf.
Kecerdasan Naturalis. Kecedasan naturalis merupakan kecakapan seseorang dalam mengenal dan menghargai tumbuhan/tanaman, hewan dan bagian lain dari alam semesta seperti petani, ahli botani, arkeolog, antropolog, ahli ekologi, ahli tanah, dan pecinta lingkungan.
Delapan kecerdasan yang ada pada diri seseorang tersebut harus mampu dikelola dengan baik sehingga mewujudkan generasi dengan kemampuan masing-masing yang berkualitas. Pada dasarnya, konsep kecerdasan majemuk bukan hal baru dalam dunia keahlian. Dalam pandangan Garder, setiap manusia terlahir dengan kelebihan dan tidak ada manusia bodoh jika mendapatkan penanganan dan bimbingan yang tepat.
Baca juga :
Comments
Post a Comment
Cara bicara menunjukkan kepribadian, berkomentarlah dengan baik dan sopan…