Istilah karakteristik di tengah masyarakat terlebih lagi di dunia pendidikan tidak asing lagi. Karakteristik berasal kata karakter yang berarti ciri, tabiat, watak, dan kebiasaan yang dimiliki oleh seseorang yang sifatnya relatif tetap. Terkait dengan peserta didik, karakteristik dapat diartikan sebagai keseluruhan pola perilaku atau kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik sebagai hasil dari pembawaan dan pengaruh lingkungan. Hal ini akan menentukan aktivitasnya dalam mencapai cita-cita atau tujuannya.
Memahami karakteristik individu atau peserta didik mutlak dibutuhkan untuk merancang pembelajaran yang tepat dan efektif sesuai dengan karakteristik peserta didik. Menurut Ardhana dalam Asri Budiningsih (2017: 11), karakteristik peserta didik adalah salah satu variabel dalam mendesain pembelajaran yang biasanya didefinisikan sebagai latar belakang pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik, termasuk aspek-aspek lain yang ada pada diri mereka seperti kemampuan umum, ekspektasi terhadap pembelajaran dan ciri-ciri jasmani serta emosi peserta didik yang memberikan dampak terhadap keefektifan belajar.
Proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif atau tidak, sangat bergantung pada pemahaman pendidik tentang karakteristik yang dimiliki peserta didik. Dengan memahami karakteristik peserta didik dapat mempengaruhi aktivitas yang perlu dilakukan, hasil belajar yang akan dicapai, dan penerapan asesmen yang tepat untuk peserta didik.
Beberapa aspek yang mempengaruhi pembentukan karakteristik peserta didik sebagai berikut:
1. Etnik
Sebagai negara multikultural, Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang luas dan kaya akan etnik/suku bangsanya. Keberagaman etnik yang ada pada diri peserta didik di sekolah tertentu akan berimplikasi terhadap proses pembelajaran yang harus disesuaikan dengan etnis/suku masing-masing. Pendidik harus memperhatikan perbedaan ini guna mewujudkan pembelajaran yang efektif. Dalam kelas yang beragam etnik akan menjadi tantangan tersendiri bagi pendidik dalam memberikan perlakukan yang objektif.
Sebagai contoh, peserta didik dengan latar belakang etnik Jawa, Sunda, Madura, Minang, dan Bali, maupun etnik lainnya dalam satu kelas tidak bisa diperlakukan sama dalam membangun interaksi. Interaaksi yang dibangun harus dapat dimengerti dan dipahami oleh seluruh peserta didik.
2. Kultural
Etnik yang berbeda tentu akan memiliki kultur atau budaya yang berbeda pula. Budaya yang ada di masyarakat kita sangat beragam seperti kesenian, kepercayaan, norma, kebiasaan, dan adat istiadat. Menghadapi peserta didik dengan kultur/budaya yang beragam dari berbagai daerah akan berimplikasi terhadap proses pembelajaran yang tepat yakni dengan pendidikan multikultural.
Pendidikan multikultural menurut Choirul (2016: 187) memiliki ciri-ciri:
- Tujuannya membentuk "manusia budaya" dan menciptakan manusia berbudaya (berperadaban).
- Materi dalam kelas mengajarkan nilai-nilai luhur kemanusiaan, nilai-nilai bangsa, dan nilai-nilai kelompok etnis (suku bangsa)
- Metode belajar demokratis, menghargai aspek-aspek perbedaan dan keberagaman budaya bangsa dan kelompok etnis (multikulturalisme).
- Evaluasi ditentukan pada penilaian terhadap tingkah laku peserta didik yang meliputi aspek persepsi, apresiasi, dan tindakan terhadap budaya lainnya.
Dengan memahami keberagaman kultur peserta didik dan ciri-ciri pendidikan multikultural maka pendidik dapat mendesain pembelajaran yang disesuaikan dengan budaya peserta didik masing-masing di kelas. Sebagai contoh, pendidik dalam menyampaikan sebuah topik/materi hendaknya disampaikan dengan efektif sehingga semua peserta didik dapat menerima materi tersebut.
3. Status Sosial
Terbentuknya struktur sosial masyarakat ke dalam bentuk stratifikasi dan diferensiasi sosial sangat erat kaitannya dengan status sosial berdasarkan jenis pekerjaan, kekayaan, kedudukan, kekuasaa,. dan penghasila yang berbeda-beda. Kondisi demikian menjadi latar belakang perbedaan pada diri peserta didik di sekolah secara status sosial-ekonomi mereka.
Perbedaan secara status sosial ekonomi peserta didik tidak boleh menjadi acuan dalam memberikan layanan pendidikan kepada peserta didik. Pendidik harus berlaku adil dan dan tidak diskriminatf dalam melaksanakan proses. Peserta didik dari latar belakang sosial apa saja harus mendapatkan layanan pendidikan yang sama termasuk dalam memberikan tugas-tugas kelas, perhatian, dan penilaian.
4. Minat
Setiap anak memiliki bakat dan minat yang berbeda-beda. Minat dapat diartikan suatu rasa lebih suka, rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas. Perbedaan minta setiap peserta didik harus menjadi perhatian serius oleh pendidik. Menurut Hurlock (1990: 114), minat merupakan suatu sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan yang dipilihnya. Apabila seseorang melihat sesuatu yang memberikan manfaat, maka dirinya akan memperoleh kepuasan dan akan berminat pada hal tersebut.
Pendapat lain dari Sardiman, (2011: 76) menjelaskan bahwa minat sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingan orang tersebut.
Dengan demikian, aspek minat dalam proses pembelajaran sangat menentukan dalam keberhasilan belajar. Pendidik harus mengembangkan pembelajaran sesuai dengan bakat dan minat peserta didik. Beberapa indikator yang dapat digunakan dalam mengamati minat yang dimiliki oleh peserta didik yakni, perasaan senang, ketertarikan peserta didik, perhatian dalam belajar, keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran, manfaat dan fungsi mata pelajaran.
Implikasinya dalam proses pembelajaran terutama menghadapi tantangan pendidikan abad 21, seorang pendidik diharapakan dapat menerapkan berbagai model dan media pembelajaran yang menarik, kreatif, inovatif, menantang, dan menyenangkan (enjoyable learning), menantang dalam menyampaikan tujuan/manfaat mempelajari materi pelajaran.
Comments
Post a Comment
Cara bicara menunjukkan kepribadian, berkomentarlah dengan baik dan sopan…