Teori belajar behavioristik merupakan teori yang mempelajari perilaku dalam proses pembelajaran, hal ini dikarenakan analisis yang dilakukan terletak pada perilaku yang nampak, terukur, tergambarkan dan dapat diprediksi. Belajar merupakan merupakan upaya melakukan perubahan perilaku manusia yang disebabkan oleh pengaruh lingkungannya. Behaviorisme bertujuan untuk mengetahui bagaimana perilaku individu yang belajar dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Behavioristik memandang bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antar stimulus dan respon (Robert, 2014). Peserta didik dianggap telah melakukan belajar jika dapat menunjukkan perubahan tingkah lakunya. Contoh, peserta didik dapat dikatakan memiliki kemampuan membaca jika ia bisa menunjukkan kemampuan membacanya dengan baik.
Klik disini untuk mempelajari penjelasan lengkap tentang teori belajar behavioristik !
2. Teori Belajar Kognitifistik
Teori belajar kognitifistik merupakan pendekatan belajar yang lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya. Teori belajar kognitif sering disebut sebagai model perseptual. Teori ini memandang bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya.
Dalam perspektif teori ini, bagian-bagian dari suatu situasi saling berhubungan dengan seluruh konteks situasi tersebut. Tindakan pemisahan atau pembagian sebuah materi pelajaran ke dalam komponen-komponen kecil dan dipelajari secara terpisah akan menyebabkan substansi materi tersebut akan kehilangan makna.
Proses pembelajan menggunakan pendekatan teori ini dianggap sebagai suatu proses internalisasi ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya. Aktifitas belajar dalam pendekatan ini melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.
3. Teori Belajar Konstruktivistik
Dalam teori belajar konstruktivistik proses belajar merupakan suatu proses pembentukan (kontruksi) pengetahuan oleh peserta didik itu sendiri. Pengetahuan ada di dalam diri seseorang yang sedang mengetahui (Schunk, 1986). Artinya, proses pembentukan pengetahuan dilakukan oleh peserta didik itu sendiri. Peserta didik harus aktif selama kegiatan pembelajaran, aktif berpikir, menyusun kosep, dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Terwujudnya gejala belajar ditentukan oleh niat belajar peserta didik itu sendiri.
Adapun peranan guru dalam teori belajar konstruktivistik adalah membantu memfasilitasi agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh peserta didik berjalan lancar. Guru tidak mentransfer pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan mendampingi peserta didik untuk membentuk pengetahuannya sendiri dan dituntut untuk lebih memahami jalan pikiran atau cara pandang peserta didik dalam belajar.
4. Teori Belajar Humanistik
Teori belajar humanistik salah satu teori belajar yang penting dan harus dipahami oleh seorang pendidik. Hal ini untuk mewujudkan pembelajaran yang berkualitas dan sesuai dengan tuntutan pendidikan abad 21. Humanistik sendiri bersal dari kata "human" yang berarti manusia. Dalam arti luas humanistik dapat dikatakan sebagai upaya memanusiakan manusia melalui proses pembelajaran.
Dalam pelaksanaannya, teori humanistik sangat mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses belajar itu sendiri. Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal.
Teori ini beranggapan bahwa teori belajar apa saja dapat dimanfaatkan dengan tujuan memanusiakan manusia yakni dengan mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri secara optimal. Teori humanistik juga memandang faktor motivasi dan pengalaman emosional dalam proses belajar sangat penting. Tanpa faktor motivasi tersebut maka proses transfer pengetahuan tidak dapat dilakukan dengan maksimal.
5. Teori Belajar Sibernetik.
Comments
Post a Comment
Cara bicara menunjukkan kepribadian, berkomentarlah dengan baik dan sopan…