edukasinfo.com | Pelaksanaan program "Critical & Design Thinking" yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Maarif Institute for Culture and Humanity bekerjasama dengan Direktorat Sekolah Menengah Atas Dirjen PAUD-Dikdasmen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, secara resmi merilis daftar peserta yang dinyatakan lolos seleksi. Hal ini sesuai dengan Surat Keterangan Nomor 007.001/MICH-B/Pnlt/IX-20 tentang Hasil Seleksi Calon Peserta Critical & Design Thinking tertanggal 11 September 2020.
50 peserta didik terpilih dari seluruh Indonesia terdiri dari 13 provinsi yakni Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.
Nusa Tenggara Barat sendiri berhasil diwakilkan oleh 3 peserta didik dari sekolah yang berbeda yakni Sakina Aulia (MA Negeri 1 Lombok Timur), Vania Stacia Pyrena (SMA Katolik Kesuma Mataram), dan Baiq Dwiyan Nugrahani (SMA Negeri 1 Pringgarata). Terpilihnya ketiga peserta didik ini setelah melalui berbagai rangkaian seleksi.
Program Critical & Design Thinking merupakan salah satu event bergengsi di Indonesia berupa pelatihan bagi peserta didik untuk menjadi personal yang kreatif dan inovatif di tengah arus globalisasi dan modernisasi. Menurut salah seorang peserta yang lolos seleksi, Baiq Dwiyan Nugrahani atau yang akrab disapa Ewik menuturkan bahwa program ini merupakan ajang berkreasi dan berkarya bagi anak-anak muda melalui bimbingan dan pelatihan.
"Outputnya ewik harus intensif share hasil pelatihan dalam bentuk artikel, video, sama poster", ungkapnya.
Lebih lanjut Ewik menjelaskan kontribusi nyata lainnya dari peserta yang dinyatakan lolos seleksi program ini, selain berbagi karya para peserta juga konsen berbagi pengaruh positif terkait dengan cara berfikir kritis bagi generasi saat ini dalam menghadapi realitas sosial.
"Bukan hasil pelatihan aja sebenernya, tapi semua hal positif terkait dengan critical thinking", tegas Ewik.
Anak muda berusia 17 tahun itu juga menceritakan pengalamannya dalam proses seleksi. Sejak awal pendaftaran, Ia sempat pesimis dan ingin mundur karena saingan yang sangat banyak dari seluruh Indonesia. Lebih-lebih siswa lainnya rata-rata berasal dari sekolah-sekolah kota. Meski demikian Ia tetap semangat dan berusaha percaya diri dengan trik khasnya. "Poster lombanya saya print, kemudian saya tempel di kamar jadi pas saya bangun tu kan liat poster itu, saya solawatin aja", tutupnya.
Atas capaian tersebut Kepala SMA Negeri 1 Pringgarata, H. Iwan Riawan, S.Pd.,M.Pd menyampaikan apresiasi dan ungkapan rasa syukurnya kepada semua pihak yang terkait. Menurutnya, berkompetisi dengan sekolah kota yang notabene memiliki sarana dan prasarana memadai bukan menjadi penghalang untuk berprestasi.
"Terimakasih kepada semua warga sekolah atas dukungan dan supportnya hingga kita bisa bersaing dengan sekolah lain", ucapnya.
Comments
Post a Comment
Cara bicara menunjukkan kepribadian, berkomentarlah dengan baik dan sopan…