Peserta didik yang menempuh pendidikan SMK secara otomatis akan langsung mengikuti pendidikan jenjang D2. Model pendidikan seperti ini merupakan adopsi dari model pendidikan vokasi yang ada di luar negeri.
Dikutip dari laman resmi kemdikbud.go.id, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto menjelaskan bahwa gagasan/ide ini muncul berawal dari proses mempertimbangkan pola pendidikan vokasi yang ada di Jepang. Selain itu, peserta didik yang menempuh pendidikan vokasi juga dapat langsung menempuh pendidikan hingga S2 terapan yang ada di luar negeri.
"Jadi SMK dinikahkan massal dengan D2. Seperti SMK di Jepang, SMK lima tahun", ungkap Wikan.
Meski demikian, program sinkronisasi ini tidak serta merta menambah atau memperpanjang masa belajar di SMK hingga lima tahun. Peserta didik akan menempuh pendidikan vokasi di SMK berupa hands on, praktikal, dan ditambah dengan teori. Keuntungannya peserta didik juga dapat melanjutkan ke D4 hingga bisa masuk S2 terapan di Jerman, Taiwan, dan lainnya.
Program sinkronisasi atau penyelarasan pendidikan jenjang SMK dan D2 juga merupakan upaya pemerintah meningkatkan skill para lulusan SMK. Mengingat di tengah ketatnya persaingan dunia usaha dan industri saat ini menjadi sebuah keharusan bagi peserta didik memiliki kompetensi dan kapabilitas sebagai bekal memasuki dunia kerja, usaha, dan industri. Harapannya, lulusan jenjang ini dapat langsung diserap oleh dunia usaha dan industri.
Dengan perubahan pola baru ini, Kemendikbud sedang menyusun kurikulum baru SMK yang sesuai dengan kebutuhan industri. Di samping kurikulum, kapasitas dan kompetensi guru-guru SMK juga akan ditingkatkan melalui pelatihan-pelatihan yang berkolaborasi dengan industri. Para praktisi dan pakar industri akan didatangkan untuk mewujudkan sinkronisasi antara skill lulusan dengan kebutuhan industri saat ini.
Wikan menghimbau para orangtua/ wali murid memberikan kebebasan kepada anaknya dalam menentukan sekolah, termasuk jika anaknya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMK. Menurutnya, banyak kompetensi yang hadir saat ini seiring dengan pekerjaan baru dan SMK merupakan wadah yang dapat memberikan pembelajaran bagi kompetensi baru tersebut.
"Kalau orang tua anak-anak SMP masih beranggapan bahwa SMK itu masih seperti masa lalu itu salah. Masuk ke SMK itu bisa lanjut ke D4 atau Sarjana Terapan bisa sampai ke S2 Terapan," tuturnya.
Orangtua/wali murid harus diberikan pemahaman tentang perubahan besar yang akan dicapai dengan melanjutkan pendidikan ke SMK. Akan banyak skil-skil baru dan pekerjaan yang sudah menanti.
Comments
Post a Comment
Cara bicara menunjukkan kepribadian, berkomentarlah dengan baik dan sopan…